news

APAKAH PEMANIS NON NUTRITIF LEBIH BAIK DARI GULA?

r3actnutrition.com - Anda mungkin sudah tidak asing lagi dengan gula, karena memang sering digunakan sebagai pemanis dalam berbagai resep makanan atau minuman sehari-hari. Namun, tahukah Anda bahwa ada dua jenis pemanis, yaitu pemanis nutritif dan non nutritif?

Gula dan gula alkohol termasuk dalam pemanis nutritif, karena mengandung kalori, sedangkan pemanis non nutritif adalah pemanis buatan yang rendah bahkan tidak mengandung kalori sama sekali. 

Lantas, apa saja yang termasuk dalam pemanis non nutritif? Apakah ini lebih baik daripada gula? Yuk, cek di sini jawabannya!

Apa itu pemanis non nutritif?

Pemanis non nutritif, atau biasa disebut sebagai pemanis buatan, adalah bahan utama dalam produk diet, karena memberikan efek pemanis yang signifikan tanpa menambahkan jumlah karbohidrat atau kalori pada makanan atau minuman Anda.

Sejak tahun 1950-an, jenis pemanis ini telah disetujui penggunaannya dalam sejumlah makanan dan minuman diet rendah kalori. Faktanya, pemanis ini sekarang bisa ditemukan dalam berbagai produk. Anda pun mungkin sudah pernah mengonsumsinya tanpa menyadarinya.

Pemanis non nutritif relatif aman untuk semua kelompok umur, bahkan ini populer di kalangan penderita diabetes dan pelaku diet. 

American Heart Association (AHA) melabeli pemanis rendah kalori, pemanis buatan, dan pemanis non kalori sebagai pemanis non nutritif (NNS), karena tidak menawarkan manfaat nutrisi, seperti vitamin dan mineral.

Jenis pemanis non nutritif

Saat ini, ada 5 pemanis non nutritif yang telah disetujui oleh FDA penggunaannya dalam makanan dan minuman, yaitu:

1. Sakarin

Sakarin sudah populer sebagai pemanis buatan sejak akhir tahun 1800-an. Pemanis ini sekitar 300 kali lebih manis daripada sukrosa, sehingga hanya dapat digunakan dalam jumlah yang sangat kecil. 

Dalam hal keamanannya, sebuah penelitian tentang sakarin berbasis hewan telah mengaitkan asupan tinggi sakarin dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih. 

Namun sejak itu, para ilmuwan membantah hubungan ini. Sebaliknya, para ahli menyatakan bahwa penggunaan hingga 1 gram sakarin per hari tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi orang dewasa.

2. Acesulfame-K

Pemanis non nutritif selanjutnya ada Acesulfame-K, yang 200 kali lebih manis daripada sukrosa. Karena ini stabil terhadap panas, Acesulfame-K dapat ditambahkan ke dalam campuran kering untuk gelatin bebas gula, makanan penutup, dan makanan yang dipanggang. 

Di Eropa, pemanis ini juga disetujui untuk minuman ringan seperti soda, dan tidak ada masalah keamanan terkait penggunaannya.

3. Aspartam

Seperti Acesulfame-K, aspartam juga 200 kali lebih manis daripada sukrosa. Pemanis non nutritif ini telah digunakan sejak tahun 1970-an dan sudah bisa Anda temukan dalam berbagai produk makanan dan minuman di pasaran. 

Namun, karena aspartam tidak stabil dalam panas atau dalam bentuk cair untuk waktu yang lama, pemanis ini tidak dapat digunakan untuk memasak.

4. Sukralosa

Pemanis non nutritif ini populer digunakan untuk mengurangi asupan kalori dari makanan dan minuman sejak akhir tahun 1990-an. 

Sukralosa sekitar 600 kali lebih manis daripada gula dan tahan panas, sehingga tidak masalah jika Anda ingin menggunakannya untuk makanan yang dipanggang. 

Penelitian menunjukkan bahwa sukralosa tidak berpengaruh pada gula darah dan dianggap aman untuk semua kelompok usia, termasuk ibu hamil dan anak-anak.

5. Neotame

Terakhir adalah neotame, yang terbuat dari fenilalanin dan asam aspartat. Pemanis non nutritif ini bersifat stabil terhadap panas, 7.000-13.000 kali lebih manis daripada gula, dan dapat digunakan dalam berbagai makanan dan minuman

Selain itu, stevia, buah biksu, dan allulose juga telah diakui FDA aman atau Generally Recognized As Safe (GRAS) untuk digunakan sebagai pemanis buatan.

Mana yang terbaik, pemanis non nutritif atau pemanis nutritif? 


Ini tergantung pada preferensi selera dan tujuan kesehatan Anda. 

Pemanis nutritif memberikan kalori dan dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan, termasuk gigi berlubang. Namun, ini bisa memberikan rasa manis dan banyak manfaat lainnya dalam makanan. 

Pemanis non nutritif tidak akan memberikan kalori, tetapi beberapa orang tidak menyukai rasa pemanis buatan. Selain itu, pemanis ini tidak dapat memberikan tekstur, konsistensi, dan curah yang sama seperti gula pada makanan yang dipanggang dan dimasak. 

Bonusnya, pemanis non nutritif dapat membantu penderita diabetes mengelola kadar gula darahnya sambil tetap menikmati makanan manis.

Pada akhirnya, Anda dapat mengonsumsi keduanya dengan aman sesuai dengan rekomendasi nutrisi federal saat ini, seperti Pedoman Gizi Seimbang (Indonesia) dan Pedoman Diet untuk Orang Amerika, serta tujuan kesehatan yang Anda harapkan.


Baca Juga:

Mengenal Jenis Protein dalam Susu R3ACT
Berapa Lama Susu Protein Kadaluarsa?
Inilah Waktu Terbaik Minum Whey Protein