YUK INTIP, BEGINI PROSES PEMBUATAN WHEY PROTEIN!
- R3ACT
- 07 January 2022
r3actnutrition.com - Whey protein adalah produk sampingan dari proses pembuatan keju. Seperti yang Anda ketahui, keju berasal dari susu sapi, yang secara alami mengandung dua jenis protein utama, yaitu kasein (80%) dan whey (20%).
Singkatnya, susu sapi dipanaskan untuk membunuh semua bakteri yang tidak diperlukan, yang mana proses ini membagi susu menjadi dua bagian, yaitu dadih dan whey cair.
Setelah dadih disaring, yang tersisa adalah whey cair. Dalam kondisi ini, whey mengandung campuran air dengan beberapa protein, lemak, karbohidrat, dan laktosa.
Kemudian, whey akan mengalami proses penyaringan dan pengeringan hingga akhirnya Anda dapat menikmatinya dalam bentuk bubuk whey protein.
Proses pembuatan whey protein
Susu sapi terbaik adalah yang berasal dari sapi yang dibiarkan di padang rumput yang luas dan makanannya hanya rumput (sapi grass-fed). Tujuannya agar sapi terhindar dari penggunaan antibiotik dan hormon pertumbuhan (Rgbh).
Berikut proses pembuatan whey protein yang berasal dari susu sapi terbaik:
1. Pemerahan susu
Susu sapi segar diperah dari sapi grass-fed yang hanya diberi makan rumput guna memastikan kualitas susunya setinggi mungkin. Dalam keadaan mentah, grass-fed milk mengandung sekitar 4% lemak, 5% laktosa, dan 3,5% protein.
2. Pemindahan susu ke pabrik
Susu sapi segar yang telah diperah dan dikumpulkan akan dipindahkan ke pabrik terdekat dalam tangki besar bersuhu dingin.
3. Pasteurisasi
Susu yang baru diperah mengandung sejumlah bakteri yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Oleh karena itu, proses pasteurisasi diperlukan untuk membunuh patogen berbahaya tersebut.
Dalam proses ini, susu dipanaskan sebentar dalam suhu tinggi (~73°C), kemudian didinginkan dengan cepat.
Anda tidak perlu khawatir, karena zat gizi penting yang ada dalam susu tidak akan terpengaruh oleh panas, hanya bakteri saja yang dihilangkan selama proses berlangsung.
4. Pemisahan susu
Susu yang telah dipasteurisasi diberi enzim, seperti Chymosin, untuk mengubah struktur misel kasein dan membuat susu mengental.
Bagian utama dari susu berubah menjadi dadih, yang digunakan sebagai produk dasar untuk pembuatan keju, sedangkan bagian yang tersisa adalah whey cair.
5. Mikro-filtrasi
Sumber: Go Good
Proses pembuatan whey protein selanjutnya adalah mikrofiltrasi, di mana whey cair disaring melalui membran semi-permeabel untuk dihilangkan lemak, karbohidrat, dan laktosanya, sehingga menghasilkan whey yang setidaknya mengandung 80% protein.
Pada tahap ini, whey cair sudah kehilangan sebagian besar lemak dan laktosanya, yang disebut dengan whey protein konsentrat .
6. Ultra-filtrasi
Bedanya dengan mikro-filtrasi hanya terletak pada ukuran membran yang digunakan.
Mikro-filtrasi menggunakan membran dengan ukuran pori yang lebih besar, sehingga air, ion monovalen dan multivalen, serta virus dapat melewati membran, kecuali bakteri tertentu dan padatan tersuspensi.
Sementara itu, ultra-filtrasi menggunakan membran dengan ukuran pori yang lebih kecil, sehingga menghalangi bakteri, virus, dan padatan tersuspensi melewati membran. Ini juga membutuhkan tekanan yang sedikit lebih tinggi daripada mikro-filtrasi.
Membran yang digunakan dalam proses ultra-filtrasi ini memungkinkan hampir semua lemak dan laktosa dalam whey hilang, sehingga menghasilkan whey protein isolat yang setidaknya mengandung 90% protein.
7. Pengeringan (spray drying)
Cairan whey berprotein tinggi kemudian dimasukkan ke dalam mesin pengering untuk dihilangkan kadar airnya dan diolah menjadi bentuk bubuk.
Proses pengeringan ini juga untuk memastikan bahwa whey tidak kehilangan nilai gizinya dan proteinnya tidak terdenaturasi.
8. Uji kualitas dan kuantitas
Bubuk whey protein tanpa rasa yang dihasilkan dari proses pengeringan diuji kualitasnya. Jumlah proteinnya pun diukur secara ketat, yang biasanya mengandung 80-90% protein.
9. Pencampuran
Setelah melewati proses pengujian, bubuk whey protein dikemas dan dipindahkan ke fasilitas terakhir untuk dicampur dengan bahan-bahan lainnya.
R3ACT hanya menambahkan beberapa bahan, seperti cocoa powder, caramel powder, perasa coklat, anticaking, Acesulfame-K, dan sukralosa untuk menghasilkan kelarutan yang lebih baik dalam cairan dan rasa yang lebih nikmat saat diminum.
10. Kemasan
Proses pembuatan whey protein yang terakhir tentunya adalah pengemasan. Bubuk whey protein yang telah dicampur dengan bahan-bahan lain yang diperlukan dikemas dalam alumunium foil dan disegel ke dalam wadah plastik food grade.
Nah, untuk memastikan susu R3ACT aman dan berkualitas tinggi, sampel dari setiap batch dikirim ke laboratorium untuk pengujian jumlah protein, lemak, karbohidrat, asam amino, dan zat gizi lainnya secara tepat.
Baca Juga:
Mengenal Jenis Protein dalam Susu R3ACT
Inilah Waktu Terbaik Minum Whey Protein
Berapa Lama Susu Protein Kadaluarsa?