BUBUK PROTEIN WHEY VS PROTEIN NABATI, MANA YANG LEBIH BAIK?
- R3ACT
- 24 January 2022
r3actnutrition.com - Tampaknya, bubuk protein whey kembali menarik perhatian dalam dunia nutrisi, setelah sebelumnya minuman tinggi protein ini hits di kalangan para atlet. Salah satu manfaatnya yang paling dicari saat ini adalah membantu menurunkan berat badan.
Namun, tidak sedikit pula yang masih meragukan kemujarabannya, apalagi bila dibandingkan dengan bubuk protein nabati yang cenderung dikonsumsi oleh para vegan.
Nah, artikel ini akan membantu Anda membandingkan bubuk protein whey dan protein nabati untuk membantu Anda memutuskan mana yang terbaik untuk Anda.
Bubuk protein whey vs protein nabati, manakah yang lebih baik?
Ada banyak persamaan dan juga perbedaan antara bubuk protein nabati dan protein whey, di antaranya:
1. Proses pembuatan
Bubuk protein whey berasal dari susu sapi, yang diisolasi dari produk sampingan selama proses pembuatan keju. Produk sampingan ini berbentuk cair dan setelah terkumpul, kandungan karbohidrat, lemak, air, dan komponen lainnya dibuang. Sebagian besar yang tersisa adalah protein, kemudian cairan dikeringkan dengan teknik penyemprotan hingga menjadi bubuk.
Karena terbuat dari susu sapi, bubuk whey protein mengandung gula susu yang disebut dengan laktosa. Dengan perbedaan pemrosesan, Anda akan menjumpai protein whey isolat akan mengandung lebih sedikit laktosa daripada protein whey konsentrat.
Sementara itu, bubuk protein nabati berasal dari berbagai jenis tanaman, biasanya beras merah, kedelai, kacang polong, rami, atau kombinasinya – bergantung pada merek yang Anda gunakan.
Kelebihannya, karena murni berasal dari tumbuhan, bubuk protein nabati tidak mengandung gula susu atau laktosa. Alhasil, dapat dijadikan sebagai pilihan yang baik untuk para vegan atau memiliki intoleransi laktosa.
2. Kandungan protein
Umumnya, bubuk protein whey dan protein nabati mengandung jumlah protein yang sama, yaitu 20-30 gram per porsi.
Bedanya, bubuk protein whey dianggap sebagai protein lengkap, karena mengandung semua (sembilan) asam amino esensial, yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh dan harus diperoleh dari makanan.
Sementara itu, kandungan protein dalam bubuk protein nabati bergantung pada tanaman yang menjadi bahan dasarnya. Umumnya, ini mengandung lebih sedikit BCAA daripada whey. Hanya bubuk protein kedelai yang dianggap lengkap.
Beberapa produsen juga ada yang menggabungkan beberapa protein nabati dalam produknya untuk memastikan Anda mendapatkan semua asam amino esensial, termasuk BCAA.
Jadi, cara terbaik untuk mengetahui apakah bubuk protein Anda mengandung jumlah protein yang baik (20-30 gram per porsi) dan kombinasi asam amino yang optimal adalah dengan membaca label nutrisinya.
3. Daya cerna dan tingkat kepekaan terhadap makanan
Bubuk protein whey mengandung laktosa, yang mana ini adalah sensitivitas makanan yang umum. Bahkan, jika Anda memilih isolat protein whey sekalipun, kemungkinan untuk menyebabkan sakit perut, perut kembung, dan bergas dapat terjadi jika Anda sangat sensitif terhadap laktosa.
Di sisi lain, bubuk protein nabati juga dapat mengandung alergen umum, seperti kedelai dan gluten. Bahkan, bubuk protein nabati yang terbuat dari kacang polong dapat menyebabkan kembung dan kram jika Anda memiliki sindrom iritasi usus besar atau sensitif terhadap FODMAP.
Jadi, sangat penting untuk membaca label nutrisi dengan cermat dan pilih produk yang dilabeli “bebas kedelai” dan/atau “bebas gluten” jika diperlukan.
Bagaimana efektivitas keduanya untuk menurunkan berat badan?
Pada dasarnya, penurunan berat badan dapat dicapai melalui defisit kalori, yaitu mengonsumsi lebih sedikit kalori daripada yang dibakar tubuh dalam sehari. Biasanya, ini dicapai dengan makan dan minum lebih sedikit kalori, serta meningkatkan aktivitas fisik.
Nah, bubuk protein whey dan protein nabati sama-sama dapat membantu Anda menurunkan berat badan melalui peningkatan rasa kenyang dan membantu mempertahankan massa otot tanpa lemak.
Anda dapat menggunakan keduanya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan tubuh Anda.
Jika Anda kesulitan untuk memilihnya, beberapa pertimbangan berikut mungkin dapat membantu Anda:
- Pilih bubuk protein yang hanya mengandung protein, tidak mengandung bahan tambahan lainnya, seperti gula tambahan.
- Cari yang kandungan energinya 100-150 kalori atau kurang per porsi. Jika jumlahnya lebih dari itu, ada kemungkinan sudah mengandung bahan tambahan.
- Jika Anda menambahkan bubuk protein ke dalam smoothie, tetap gunakan porsi 1 cangkir (250 mL). Jangan menambahkan banyak bahan lain, seperti susu, gula, selai kacang, atau jus. Ini dapat menambah jumlah kalori pada smoothie Anda.
- Untuk memvariasikan cara konsumsi bubuk protein Anda, coba tambahkan ke dalam makanan utuh, seperti pancake atau oatmeal.
- Tetap melakukan olahraga, terutama latihan kekuatan, setidaknya beberapa kali per minggu untuk membantu menjaga dan meningkatkan massa otot. Hal ini dapat meningkatkan metabolisme tubuh Anda, yang pada akhirnya mendukung penurunan berat badan yang sehat.
Jika Anda sedang mencari bubuk protein whey yang aman dan efektif untuk menurunkan berat badan, R3ACT Whey Protein menjadi pilihan yang terbaik untuk Anda. Dalam satu sajiannya, dapat memberikan Anda 125 kalori dan 28 gram protein. Selain itu, keamanannya sudah dijamin oleh BPOM dan memiliki sertifikasi HALAL dari MUI.
So, jangan salah pilih bubuk protein, ya!
Baca Juga:
Berapa Lama Susu Protein Kadaluarsa?
Mengapa Protein Penting dalam Diet yang Sehat?
Bingung Atur Porsi Makan untuk Diet? Ini Tipsnya!