APAKAH SUPLEMEN WHEY PROTEIN BAGUS? CEK DI SINI!
- R3ACT
- 11 May 2022
r3actnutrition.com - Suplemen whey protein memang cukup populer, khususnya di kalangan sports enthusiast yang ingin membangun otot. Tidak hanya itu, sudah banyak penelitian yang membuktikan bahwa protein whey sangat membantu dalam penurunan berat badan dan mengelola beberapa masalah kesehatan.
Sering dipromosikan sebagai makanan tambahan untuk binaragawan, apakah suplemen whey protein benar-benar bagus untuk tubuh? Let’s check it out!
Mengapa Suplemen Whey Protein Istimewa?
Protein whey berasal dari susu sapi selama proses pembuatan keju. Whey dipisahkan dari keju dengan menggunakan enzim, kemudian dikeringkan dan diubah menjadi bentuk bubuk – sepeti yang kamu konsumsi sekarang.
Berikut ini keistimewaan protein whey bagi tubuh:
1. Membentuk otot
Studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam jurnal Sports Medicine menunjukkan bahwa penambahan protein whey dapat membantu membangun otot lebih cepat dan lebih kuat, bahkan jika dibandingkan dengan suplemen protein lain tanpa whey.
2. Mengandung asam amino lengkap
Salah satu hal yang membuat protein whey lebih istimewa adalah kandungan asam aminonya yang lengkap. Dalam tubuh manusia, ada sekitar 20 asam amino yang masing-masing memainkan peran yang berbeda.
Sembilan dari dua puluh asam amino tersebut tidak dapat dibuat oleh tubuh (esensial), sehingga hanya bisa diperoleh dari diet. Tiga dari asam amino esensial ini sangat terkenal untuk membangun otot, yaitu isoleusin, leusin, dan valin.
Faktanya, sebuah studi tahun 2017 yang diterbitkan dalam Frontiers in Physiology menunjukkan bahwa mengonsumsi tiga asam amino ini saja sudah cukup untuk merangsang pertumbuhan otot.
Nah, whey protein sangat tinggi asam amino ini, yang membuatnya dapat menambah massa otot dengan lebih cepat dan kuat.
3. Membantu menurunkan berat badan
Tidak hanya untuk binaragawan saja, kamu yang sedang program diet pun juga dapat memperoleh manfaat dari protein whey.
Menambahkan suplemen whey protein membantu meningkatkan asupan protein harian kamu dengan sedikit kalori.
Protein dapat memuaskan rasa lapar kamu lebih lama daripada lemak atau karbohidrat. Di samping itu, bubuk protein whey dapat membantu mempertahankan berat badan yang sehat.
4. Manajemen diabetes tipe 2
Ada beberapa bukti bahwa mengonsumsi suplemen whey protein dapat membantu penderita diabetes tipe 2 mengelola kadar glukosanya dengan baik.
Sebuah studi tahun 2015 yang diterbitkan dalam World Journal of Diabetes menyatakan bahwa itu disebabkan kandungan asam aminonya yang tinggi dan efek mengenyangkannya dari protein.
Serbuan asam amino dapat menyebabkan tubuh melepaskan insulin, bahkan tanpa menelan karbohidrat, yang akhirnya membantu menurunkan kadar gula darah.
Selain itu, menurut studi yang diterbitkan dalam European Journal of Clinical Nutrition, protein whey dapat menurunkan kadar trigliserida dalam darah.
Hal yang Harus Dipertimbangkan Sebelum Menggunakan Suplemen Whey Protein
Sama seperti suplemen lainnya, protein whey memiliki beberapa potensi bahaya, terutama jika dikonsumsi terlalu banyak.
Meski ini aman bagi kebanyakan orang, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan sebelum menggunakannya, seperti:
1. Gangguan pencernaan
Karena berasal dari susu, whey bisa menjadi keras di sistem pencernaan kamu. Jika kamu mengalami intoleransi laktosa atau alergi terhadap produk susu, hindari suplemen ini.
Bubuk protein nabati bisa menjadi alternatif yang lebih baik.
2. Masalah pada produsen
Karena FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) tidak mengatur setiap suplemen yang dibuat, beberapa produk samar bisa saja lolos dari celah.
Sebuah organisasi bernama Clean Label Project menguji 134 produk protein dan menemukan bahwa banyak di antaranya mengandung logam berat yang dapat membahayakan kesehatan tubuh, termasuk pestisida dan beberapa karsinogen seperti BPA.
Untungnya, Whey Protein R3ACT Nutrition sudah melalui proses penyaringan yang baik dan masuk dalam kategori produk aman oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).
3. Risiko diet tinggi protein
Hal lain yang perlu kamu pertimbangkan juga adalah bahaya diet tinggi protein, seperti merusak ginjal dan melemahkan tulang.
Nah, suplemen whey protein dapat dengan mudah meningkatkan asupan protein harian kamu, yang berarti kamu bisa makan makanan berprotein tinggi tanpa terlalu kenyang.
Namun, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Advances in Nutrition, tidak ada bahaya mengonsumsi makanan berprotein tinggi bagi orang yang sehat.
4. Masalah ginjal
Lebih lanjut, diet tinggi protein hanya berbahaya jika kamu memiliki masalah ginjal yang sudah ada sebelumnya.
Proses pencernaan protein menghasilkan produk sampingan yang harus ditarik ginjal dari aliran darah. Semakin banyak protein yang kamu makan, semakin banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh ginjal.
Oleh sebab itu, kalau kamu punya masalah ginjal, kamu harus periksakan diri ke dokter sebelum menggunakan suplemen whey protein.
5. Sesuaikan dengan kebutuhan harian
Orang yang tidak banyak bergerak harus memiliki 0,36 gram protein per pon berat badannya per hari. Ini setara dengan 54 gram protein per hari jika kamu memiliki berat 150 pon.
Namun, jika kamu aktif atau mencoba mempertahankan massa otot sambil menurunkan berat badan, maka kebutuhan protein kamu melonjak hingga 0,54 – 0,90 gram per pon berat badan. Ini setara dengan 81 – 135 gram protein untuk orang dengan berat 150 pon.
Peningkatan kebutuhan ini diperlukan untuk perbaikan jaringan otot yang rusak dan sebagai bahan pembangun massa otot.
Kesimpulan
Suplemen whey protein umumnya aman dan bagus untuk kesehatan kamu, terutama dalam membangun massa otot serta manajemen berat badan dan kondisi diabetes. Terlebih lagi, ini membantu meningkatkan asupan protein harian kamu dengan mudah.
Hanya saja, kamu harus pandai dalam memilih mana suplemen whey terbaik yang bisa kamu dapatkan. Pastikan pilihan kamu aman, sehat, dan benar-benar sesuai dengan apa yang diklaimnya.
Tertarik dengan R3ACT Whey Protein? Silahkan klik di sini untuk informasi lebih lanjut!
Baca Juga:
Apakah Whey Protein Berbahaya?
8 Manfaat Whey Protein yang Luar Biasa
Inilah Waktu Terbaik Minum Whey Protein
Referensi:
- Antonio et al. 2016. The effects of a high protein diet on indices of health and body composition – a crossover trial in resistance-trained men. J Int Soc Sports Nutr. 13 (3).
- Jackman et al. 2017. Branched-chain amino acid ingestion stimulates muscle myofibrillar protein synthesis following resistance exercise in humans. Frontiers in Physiology. 8.
- Marta et al. 2015. Controversies surrounding high-protein diet intake: satiating effect and kidney and bone health. Advances in Nutrition. 6 (3): 260-266.
- Mignone et al. 2015. Whey protein: The "whey" forward for treatment of type 2 diabetes?. World J Diabetes. 6 (14): 1274-1284.
- Naclerio et al. 2016. Effects of whey protein alone or as part of a multi-ingredient formulation on strength, fat-free mass, or lean body mass in resistance-trained individuals: a meta-analysis. Sports Med. 46: 125–137.
- Zhang et al. 2016. Effect of whey protein on blood lipid profiles: a meta-analysis of randomized controlled trials. Eur J Clin Nutr. 70 (8): 879-85.